Disusun Oleh:
Meisya
R.iqbal
Yusuf
Kata pengantar
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah sata kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelesaikan hasil makalah ini.
Penyusunan makalah ini adalah salah satu tugas dan makalah ini juga sebagai
bukti bahwa kami telah melaksanakan dan menyelesaikan hasil kegiatan ini.
Makalah ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya
partisipasi dari beberapa pihak,oleh karena itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada guru yang bersangkutan dan kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini sehingga selesaikan dengan cukup baik.
DAFTAR ISI
MOTIVASI BERPRESTASI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………...
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………
Motivasi berprestasi(David Clelland)………………………………………………………………
Pentingnya Motivasi Berprestasi…………………………………………………………………...
MOTIVASI BERPRESTASI(DAVID CLELLAND)
Teori
Motivasi Berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya mempunyai
kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. Teori ini memiliki
sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk breprestasi itu adalah suatu
yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang
lainnya.
Menurut Mc Clelland, seseorang dianggam memiliki motivasi untuk berprestasi
jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik
dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc
Clelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan
kebutuhan untuk berafiliasi.
A. Kebutuhan akan Prestasi (n-ACH)
Kebutuhan
akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan
dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.
Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan
dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan
orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi,
keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan
mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha
mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis
tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan
balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya
tersebut.
B. Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW)
Kebutuhan
akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam
suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian
atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa
kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai
suatu posisi kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk
berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan
memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan
prestise pribadi.
C. Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI)
Kebutuhan
akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan
akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat,
kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang
mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang
memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik
tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau
mengelola organisasi. Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala McClelland
antara lain:
- Pencapaian adalah lebih penting
daripada materi.
- Mencapai tujuan atau tugas
memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima pujian atau
pengakuan.
- Umpan balik sangat penting, karena
merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan
faktual).
Terdapat
beberapa karakteristik dari orang yang menurut Mc Clelland sebagai berprestasi
tinggi, antara lain;
- Suka mengambil resiko yang moderat
(moderate risk). Pada umumnya, nampak pada permukaan usaha, bahwa orang
berpretasi tinggi mempunyai resiko yang besar. Tetapi penemuan Mc
Clelland, sebagai ilustrasi, Mc Clelland melakukan percobaan labolatorium,
beberapa partisipan diminta olehnya melempar lingkaran-lingkaran kawat
pada pasak-pasak yang telah dipasang, pada umumnya orang-orang tersebut
melempar secara acak. Kadang-kadang agak jauh, kadang-kadang dekat dengan
pasak. Orang-orang uang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi lebih tinggi
cara melemparnya, akan jauh berbeda dengan kebanyakan orang tersebut.
Orang ini akan lebih berhati-hati mengukur jarak. Dia tidak akan terlalu
dekat agar semua kawat bisa masuk ke pasak dengan mudah, dan juga tidak terlalu
jauh sehingga kemungkinan meleset itu besar sekali. Dia ukur jarat
sedemikian rupa, sehingga kemungkinan masuknya kawat, lebih banyak
kemungkinan masuknya, dibandingkan dengan melesetnya. Orang semacam ini
mau berprestasi dengan suatu resiko yang moderat, tidak terlalu besar
resikonya, dan juga tidak terlampau rendah.
- Memerlukan umpan balik yang
segera. Ciri ini amat dekat dengan karakteristik di atas. Seseorang yang
mempunyai kebutuhan prestasi tinggi, pada umumnya lebih mengenangi akan
semua informasi akan hasil-hasil yang dikerjakannya. Informasi yang
merupakan umpan balik yang bisa memperbaiki prestasinya dikemudian hari
sangat dibutuhkan oleh orang tersebut. Informasi itu akan memberikan
kepadanya penjelasan bagaimana ia berusaha memperoleh hasil. Sehingga ia
tahu kekurangannya, yang nantinya bisa diperbaiki untuk peningkatan
prestasi berikutnya.
- Memperhitungkan keberhasilan.
Seseorang yang berprestasi tinggi, pada uumnya hanya memperhitungkan
keberhasilan prestasinya saja dan tidaj memperdulikan penghargaan-penghargan
materi. Ia lebih tertarik pada materi intrinsik dari tugas yang dibebankan
kepadanya sehingga menimbulkan prestasi dan sama sekali tidak mengharapkan
hadiah-hadiah materi dan penghargaan lainnya atas prestasinya tersebut.
Kalau dalam berprestasi kemudian mendapatkan pujian, penghargaan dan
hadia-hadiah yang melimpah, hal tersebut bukanlah karena ia mengharapkan
tetapi karena orang lain atau lingkungannya yang akan menghargainya.
- Menyatu dengan tugas. Sekali orang
yang berprestasi tinggi memilih suatu tujuan untuk dicapai, maka ia
cenderung untuk menyatu dengan tugas pekerjaannya sampai ia benar-benar
berhasil secara gemilang. Hal ini berarti bahwa ia bertekad akan mencapai
tujuan yang telah dipilihnya dengan ketekatan hati yang bulat. Dia tidak
bisa meninggalkan tugas yang selesai baru separuh perjalanan, dan dia
tidak akan puah sebelum pekerjaan itu selesai seluruhnya. Tipe komitmen
pada dedikasi ini memancar dari kepribadian yang teguh. Orang lain
merasakan bahwa orang berprestasi tinggi seringkali tidak bersahabat
(loner). Dia cenderung realistik mengenai kemampuannya dan tidak
menyenangi orang lain bersama-sama dalam satu jalan dalam pencapaian suatu
tujuan.
PENTINGNYA MOTIVASI BERPRESTASI
Motivasi Berprestasi merupakan
bekal untuk meraih sukses. Sukses berkaitan dengan perilaku 'produktif dan
selalu memperhatikan / menjaga 'kualitas' produknya. Motivasi berprestasi
merupakan konsep personal yang merupakan faktor pendorong untuk meraih atau
mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan. Untuk mencapai
kesuksesan tersebut setiap orang mempunyai hambatan-hambatan yang
berbeda, dan dengan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, diharapkan
hambatan-hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang dinginkan
dapat diraih.
Dengan memiliki motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan (perilaku
produktif dan selalu memperhatikan kualitas) dapat menjadi sikap dan perilaku
permanen pada diri individu. Motivasi berprestasi akan dapat mendobrak ketahanan individu dalam menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai kesuksesan.
Motivasi berprestasi adalah daya dorong
yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk
melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat
unggul (excellent); dorongan tersebut
dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya.
Inilah tantangan sebagai tenaga pendidik sekarang untuk
memotivasi siswa agar mempunyai motivasi berprestasi. Memotivasi orang
lain bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan
sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam
mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita
harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya. Ada tiga jenis tingkatan motivasi
seseorang yaitu :
- Motivasi
pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation).
Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan
terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam
tidak diberi uang saku
- Motivasi
kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation).
Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada
tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin
mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.
- Sedangkan
motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari
dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan
hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan
nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih
(love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya.
Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh
ke depan. Baginya bekerja bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang,
harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses
yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.(Mc Clelland )
Menurut Mc Clelland (1953) mengungkapkan bahwa
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:
a. Faktor
Individual
Dalam hal ini, faktor individual yang
dimaksud terutama adalah factor intelegensi dan faktor penilaian individu
tentang dirinya. Intelegens merupakan kecakapan yang bersifat potensial yang
dimiliki seseorang dan merupakan salah satu unsur penting dalam proses
pemecahan masalah yang dilakukan individu. Apabila individu mempunyai taraf
intelegensi diatas rata-rata maka kemungkinan motivasi berprestasinya tinggi
dan apabila individu mempunyai taraf intelegensi di bawah ratarata maka
kemungkinan taraf motivasi berprestasinya rendah. Taraf kecerdasan
(intelegensi) yang dimiliki indviidu juga akan turut menentukan atau
mempengaruhi prestasi yang dicapainya. Faktor lainnya adalah penilaian individu
mengenai dirinya sendiri.
b. Faktor
Lingkungan
Maksud dari faktor lingkungan disini
adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi
motivasi berprestasinya.
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Lingkungan Keluarga
Relasi yang kurang
harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada
anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga. Gangguan
emosional seringkali berupa bentuk-bentuk ketegangan atau konflik yang
dirasakan dalam diri individu. Keadaan seperti ini akan menyebabkan
berkurangnya fungsi perhatian individu sehingga daya konsentrasi dalam menghadapi
tugas-tugas yang menuntut kemampuannya menurun. Akibatnya, sekalipun mahasiswa
mempunyai tingkat intelegensi tinggi namun bila ia mengalami gangguan emosional
maka motivasi berprestasinya akan cenderung rendah. Sebaliknya, bila relasi
dalam keluarga berlangsung harmonis dan dapat memberikan rasa aman, maka
individu akan merasa bebas untuk bereksplorasi dan mengekspresikan diri.
Individu yang diberi kesempatan untuk mengekpresikan diri dan ternyata
berhasil, maka ia akan merasa tertantang untuk meraih prestasi yang lebih baik
lagi. Bila mengalami kegagalan, ia tidak akan menyalahkan lingkungan karena ia
menyadari bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh kurangnya usaha dalam
mencapai prestasi yang diinginkan.
2) Lingkungan Sosial
Merupakan lingkungan sekitar tempat
individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak
memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu
sehingga akan mengembangkan dan meningkatkan motivasi berprestasinya. Disamping
itu, lingkungan sekitar yang memberikan kesempatan pada individu untuk dapat
lebih mengekspresikan kemampuannya, akan membuat individu lebih percaya diri,
sehingga meskipun mengalami kegagalan, ia akan terdorong untuk mengatasinya dan
berusaha lebih baik lagi.
3) Lingkungan Akademik
Lingkungan akademik menyangkut sejauh
mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai
siswa berprestasi di sekolahnya, meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan
antara siswa dan guru, dan hubungan antar siswa sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak
faktor pendukung untuk memotivasi sesorang untuk berprestasi. Oleh karena itu
sebagai tenaga pendidik harus memahami setiap latar belakang permasalahan
sehingga ketika mendampinggi sesorang yang kurang termotivasi berprestasi
tenaga pendidik mampu membuat treatment. Dan membuat sesorang
bersemangat untuk lebih berprestasi.
Penutup
Alhamdulillah saya ucapkan atas
kehadirat Allah SWT karena Laporan Hasil Kegiatan kerja kelompok ini telah
selesai, dan mudah-mudahan setelah laporan ini di perbaiki terus-menerus dapat
di sahkan tanpa ada lagikesalahanyangfatal.
Kami pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang turut
membantu kami dalam menyelesaikan tugas laporan ini.
Karena saya masih dalam proses belajar,saya mohon maaf sebesar-besarnya atas
kesalahan yang saya buat di dalam ataupun diluar laporan ini, bila ada saran
atau kritik untuk kemajuan kami Insya Allah akan kami terima dengan lapang
dada.